-->

Connection South Garut With Love

Motivasi Menulis

Wow Beras 1001, Dari Garut Tersohor Hingga Amerika


Infogarsela - Apa yang membedakan orang sukses dengan orang biasa? Mereka mau bangkit ketika jatuh, mereka mau keluar dari keterpurukan saat mengalami kegagalan, dan mereka mau terus belajar dan terus menciptakan sesuatu yang baru.
Mungkin inilah yang bisa dilihat dari sosok Andris Wijaya. Pria asal Garut ini bekerja keras tanpa mengenal rasa gagal dalam mempopulerkan hasil alam khas kota asalnya, Beras Garut.
Andris merupakan penerus perusahaan Beras 1001 yang mulai dirintis ayahnya, Dedi Mulyadi sejak tahun 1975. Setelah ayahnya wafat tahun 1996, perusahaan beras ini mengalami kevakuman.
Namun, pada tahun 2003, bungsu dari lima bersaudara ini mengambil alih perusahaan beras itu dan menjadikannya sebuah perusahaan berstatus persekutuan komanditer (CV).
Tidak mau hanya sekadar melanjutkan bisnis, alumni Teknik Energi Politeknik ITB, bercita-cita ingin menjadikan perusahaan miliknya ini menjadi besar. Dia pun menggunakan ilmu yang dipelajarinya semasa kuliah untuk memodifikasi mesin.
Hasilnya sungguh menakjubkan, beras Garut produksinya memiliki kualitas melebihi beras Garut lain, baik dari butiran yang lebih putih dan bersih, serta dari segi rasa. Berbagai permintaan pun mulai berdatangan, terutama dari pemasok besar asal Jakarta.
Sayangnya, para distributor beras ini menggunakan merk lain tanpa mencantumkan beras asli Garut pada kemasan mereka. Awalnya, hal ini tidak begitu digubris Andris. Toh, beras yang diproduksinya laku keras dengan harga lebih tinggi dibandingkan beras lain. Namun, lama-kelamaan hati pria kelahiran 6 Agustus 1979 pun resah.
"Ada yang mengganjal dalam hati saya, jika ini terus dibiarkan maka beras Garut tidak akan pernah eksis. Orang tidak akan pernah tahu, Garut punya beras yang berkualitas," ceritanya kepada Dream.co.id, Rabu, 4 November 2015.
Dari pemikiran itulah, Andris memiliki cita-cita yang lebih besar untuk mengembangkan potensi daerah asalnya itu. Dia mendapatkan ide untuk menjadikan beras Garut ini sebagai oleh-oleh.
Namun, tentunya dikemas dengan menarik, salah satu caranya menjadikannya Liwet Instan yang bisa tahan lama. Inilah awal Liwet Instan 1001 yang mengambil filosofi dari 1000 yang ada, harus ada 1 yang unik.
"Saya terpikir menjadikannya oleh-oleh karena dengan oleh-oleh maka semakin mudah memperkenalkan beras Garut ini ke daerah-daerah lain. Wisatawan membelinya dari sini, lalu mereka bagikan ke teman-teman, saudara, keluarga mereka di daerahnya," cerita Andris.
"Tapi oleh-oleh ini kan harus unik dan menarik, jadi saya ambil konsep mie instan dan nasi yang paling digemari di Sunda ini kan nasi liwet. Makanya, saya buat Liwet Instan," tambahnya.
Tak mau asal bermimpi, Andris pun mulai mewujudkan idenya itu. Dia melakukan puluhan eksperimen untuk menciptakan Nasi Liwet Instan dengan rasa yang enak. Dia pun telah melakukan modifikasi mesin kembali untuk dapat mengolah beras yang telah direndam bumbu untuk dikeringkan kembali.
"Berbagai variabel saya coba untuk menemukan komposisi yang pas. Saya sampai coba nasi liwet paling enak di Garut, kemudian berusaha membuatnya. Saya coba terus sampai mendekati rasanya. Begitu saya rasa enak, saya minta semua orang yang datang ke rumah untuk mencicipi, barulah saya buat massal," kenangnya.
Pasca menemukan resep paling pas untuk liwet, Andris memulai memproduksi nasi liwet instan bermerek Liwet 1001 pada Juli 2011. Inilah awal baru perjuangannya dalam memperkenalkan tidak hanya sebuah produk, tetapi suatu inovasi.
Andris mencoba menawarkan nasi liwet instan ini ke toko suvenir di Garut, satu toko, satu toko dia datangi. Sayangnya, belum ada respon positif yang dia terima.
"Awalnya tidak langsung berhasil, toko-toko itu menolak, katanya sudah banyak barang atau dengan berbagai alasan. Tapi tidak apa-apa, saya kasih sampelnya saja. Saya berpikir pintu rezekinya tertutup sementara waktu saja," ujar Andris.
Tak patah arang, Andris mencoba mengalihkan target untuk memasarkan produknya kepada pemerintah. "Saya mencoba memperkenalkan kepada pemerintah. Dari tujuan saya membuat liwet ini yang untuk memperkenalkan beras Garut, hingga cara pembuatan, dan lain-lain, ternyata mereka merespon positif," katanya.
Sejak itu, Andris sering diajak mengikuti pameran-pameran yang diadakan pemerintah daerah. Dari pameran inilah, produk Nasi Liwet instan mulai terekspos media. Dia pun juga memperkenalkan produknya dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
"Jadi saya ke mana-mana bawa rice cooker, ke bank-bank, ke tempat fitnes, saya suka mengadakan demo. Saya selalu minta mengadakan demo masaknya di dalam ruangan, biar wangi dari liwetnya bisa tercium ke ruangan-ruangan lain," kenangnya.
Dari cara ini, merek Liwet Instan 1001 mulai tersohor di Garut. Bahkan, toko-toko suvenir yang sebelumnya menolak produk ini justru mendatangi Andris untuk membelinya.
Kerja keras Andris pun mulai terlihat hasilnya. Pintu rezeki itu pun perlahan-lahan terbuka. Kini tidak hanya wisatawan yang mengunjungi Garut yang ingin mencicipi nasi liwet instan ini, tetapi warga Amerika Serikat dan Dubai pun tertarik dengan produk khas Garut ini.
"Kita sudah ekspor ke AS dan Dubai, serta menang berbagai perlombaan," ujar suami Ruly Putri Mustika ini.
Dari modal awal sebesar Rp 30 juta untuk bahan baku dan modifikasi mesin, kini Andris bisa mendapatkan omzet hingga sekitar Rp 50 juta per hari. Dulu, Andris hanya bisa menjual 50 pak per hari, tetapi kini dia bisa menjual lebih dari 2 ribu pak per hari, dengan harga satu pak Rp 23.000.
"Penjualan memang mengalami penurunan karena krisis, daya beli masyarakat menurun. Dulu sebelum lebaran, bisa terjual 3.500 pak per hari, setelah lebaran ya 2.000 pak per hari. Namun, saya tidak ingin ada PHK karena ini," tegasnya.
Bagi Andris, krisis yang menurunkan penjualannya bukan sesuatu yang patut disesalkan. Justru, ketika permintaan berkurang, dia memiliki banyak waktu untuk melakukan inovasi kembali. Seperti liwet superinstan yang akan diluncurkan pada awal tahun depan. Ini merupakan hasil `perenungannya` selama masa krisis.
"Saat habis lebaran kemarin kan permintaan berkurang, saya juga tidak sering lagi ke luar kota untuk menjadi pembicara, jadi saya banyak waktu di rumah. Makanya saya mulai lagi bereksperimen untuk membuat produk yang sesuai dengan keinginan konsumen," paparnya.

Labels: Berita Garut

Thanks for reading Wow Beras 1001, Dari Garut Tersohor Hingga Amerika. Please share...!

0 Komentar untuk "Wow Beras 1001, Dari Garut Tersohor Hingga Amerika"
Back To Top