Infogarsela - Tim evaluasi Perguruan Tinggi (PT) yang bermasalah, menggerebek acara wisuda bodong di tiga PT di bawah Yayasan Aldiana (YA) yaitu Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telematika, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Suluh Bangsa, dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah, Sabtu (19/9) lalu. Hasil temuan tim, ternyata dari peserta wisuda tersebut salah satunya adalah seorang PNS dari Garut.
Selain adanya wisuda bodong, hasil temuan satgas, ditemukan bahwa selama ini ada mahasiswa yang melakukan kegiatan perkuliahan jauh dari luar Jakarta. Entah bagaimana model perkuliahan yang dilakukan. Sementara para mahasiswanya ada yang dari Garut dan sejumlah daerah lain.
Menristek Dikti M Nasir mengatakan, ketiga kampus tadi diindikasi melakukan pelanggaran dengan tidak melalui prosedur yang benar dalam proses perkuliahan. Status dua PT di antaranya adalah non-aktif, sementara kampus STIT disebut Nasir tidak berada dalam naungan Kemenristek Dikti.
“STIT tidak di bawah Kemenristek Dikti. Itu di bawah Kemenag (Kementerian Agama). Saya ketemu dirutnya sudah diberhentikan lama tapi dia masih beroperasi terus,” ujar Nasir.
Meski pihak Aldiana sempat membantah, menurut Nasir, yayasan ini sudah mengakui telah melakukan kesalahan. Mereka bahkan membuat surat pernyataan resmi dengan beberapa kondisi yang harus mereka lakukan. “Isi pernyataannya pertama tidak akan mengeluarkan ijazah kepada wisudawan, akan mengembalikan seluruh biaya yang dikembalikan oleh wisudawan,” jelasnya.
Ketiga tidak akan mengulangi perbuatan yang melanggar peraturan dan perundang-undangan dan yang mempengaruhi terhadap perguruan tinggi sehat. “Yang 2 statusnya non aktif ini harus diteliti lebih lanjut supaya tidak ada masalah-masalah di kemudian hari,” sambung Nasir.
Segala tindakan tegas yang dilakukan oleh Nasir disebutnya untuk melindungi masyarakat. Ia tidak ingin akibat PT abal-abal, maka masyarakat juga lah yang akan menjadi korbannya. “Yang melakukan proses pembelajaran dengan baik, kami lindungi. Kalau 144 SKS itu minimal 4 tahun. Lah ini kok kuliah cuma 1 tahun. Saya tanya kuliahnya gimana, nggak ada tatap muka pasti,” tuturnya.
Hal yang paling mengherankan, dikatakan Nasir, adalah, bagaimana status non aktif namun pihak kampus bisa memwisuda hingga ribuan mahasiswa. Untuk itu tim satgas masih melakukan evaluasi, termasuk dengan mengecek Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT).
“Status non aktif itu proses belajar boleh jalan terus tapi tidak boleh menerima mahasiswa lagi. Lah kalau nggak boleh terima mahasiswa baru kok ini bisa memwisuda banyak orang? makanya kita sedang dalami. Kita cek di PDPT, kan ada recordnya. Kapan mahasiswa masuk, gimana ambil SKS-nya,” terang Nasir.
Saat ini tim masih mengumpulkan bukti-bukti. Jika memang terbukti ada unsur pidana, pihak Nasir akan melaporkan Yayasan Aldiana ke pihak kepolisian. Nasir pun mengimbau masyarakat untuk melakukan kroscek terlebih dahulu jika ingin mendaftar ke suatu perguruan tinggi.
“Kalau pidana belum, masih perlu investigasi. Kami masih perlu mengumpulkan bukti-bukti. Tapi saya mengimbau kepada masyarakat kalau ingin ambil perguruan tinggi tolong lihat dulu datanya di pangkalan data PT. Di sana akan tertulis PT apa, ada fakultas apa aja, status aktifnya gimana, akredetasinya apa. Harus lebih teliti,” tutup Nasir
Labels:
Berita Garut
Thanks for reading Ada Oknum PNS Garut Ikut Wisuda Bodong di Perguruan Tinggi. Please share...!